Jumlah Ekspor Meningkat, Pandemi Covid-19 tak Berimbas pada Produk Perikanan
Mataikan - Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan
Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Rina,
menyebut, produk perikanan tidak terpengaruh pandemi Covid-19.
Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI
menunjukkan ekspor produk perikanan dari Indonesia meningkat.
Menurut Rina, peningkatan jumlah ekspor itu dikarenakan
kondisi pasar pun stabil meski pandemi Covid-19 terjadi di sejumlah negara.
"Dari data BPS hingga Juni 2020 ekspor produk perikanan
Indonesia naik 11 persen dibanding tahun lalu," ujar Rina saat ditemui
usai Sosialisasi UU RI Nomor 21 Tahun 2019 di Stasiun Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon.
Ia mengatakan, justru negara-negara yang memberlakukan
lockdown kekurangan stok produk perikanan yang berasal dari Indonesia.Karenanya,
menurut dia, kondisi semacam itu harus dijaga agar industri perikanan tetap
stabil. Saat ini, negara-negara Uni Eropa mendominasi tujuan ekspor produk
perikanan asal Indonesia.
Produk yang dikirim dari mulai ikan segar hingga makanan
olahan hasil laut. "Rata-rata udang, ikan tuna, tongkol, dan aneka makanan
olahannya juga banyak," kata Rina.
Ia mengakui tidak semua produk perikanan yang diekspor itu
diterima negara tujuan. Secara umum, kasus penolakan yang kerap terjadi
dikarenakan produknya diduga mengandung kadmium berlebih, dan ada ketidakpuasan
karena kandungan air raksanya melebihi ambang batas.
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil
Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menyosialisasikan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 ke sejumlah unit pengolahan ikan, Jumat
(3/7/2020).
Sosialisasi tersebut berlangsung di Stasiun Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon, Jalan Cideng
Indah, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Kepala BKIPM, Rina, mengatakan, undang-undang tersebut
merupakan aturan baru terkait karantina ikan.Menurut dia, UU Nomor 21 Tahun
2019 itu berisi tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. "Di Cirebon
banyak unit pengolahan ikan, sehingga kami menilai perlu untuk disosialisasikan
aturan barunya," kata Rina saat ditemui usai kegiatan. Ia mengatakan,
kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan komitmen mutu dan hasil perikanan.
Agar produk perikanan yang nantinya akan diekspor ke
sejumlah negara tidak lagi mendapat penolakan. Pasalnya, secara kualitas produk
perikanan itu teruji dan sesuai standar yang telah ditetapkan. "Produk
perikanan yang diekspor Indonesia, sebelum dikirim harus dipastikan mutunya
terjamin," ujar Rina.
Namun, hal tersebut juga tidak lepas dari kemungkinan adanya
beberapa hal yang membuat negara tujuan ekspor menolaknya
Karenanya, untuk mengantisipasi kemungkinan itu pihaknya
mewanti-wanti para unit pengolahan untuk menerapkan standar pengendalian mutu
yang maksimal.
"Secara umum, kasus penolakan yang kerap terjadi
dikarenakam produknya diduga mengandung kadmium berlebih, dan ada ketidakpuasan
karena kandungan air raksanya melebihi ambang batas," kata Rina.
Sementara Penasihat Ahli Menteri KKP, Prof Budi Prayitno,
menambahkan, jaminan mutu produk perikanan yang dikirim ke luar negeri harus
dipastikan mulai hulu sampai hilir.
Tujuannya, agar kepercayaan negara lain semakin kuat, karena
di negara maritim seperti Indonesia, sektor ekonomi perikanan patut diandalkan.
"Tuntutan produk keluar itu kuncinya aman, aman
dikonsumsi, aman diolah, dan aman dikirim, karena saat ini produk perikanan
dari Indonesia sudah diterima 158 negara," ujar Budi Prayitno.
Link will be apear in 3 seconds.
0 Response to "Jumlah Ekspor Meningkat, Pandemi Covid-19 tak Berimbas pada Produk Perikanan"
Post a Comment