Perikanan Tangkap Indonesia Nomor Dua di Dunia
Thursday, July 9, 2020
Add Comment
Mataikan - FAO baru saja mengeluarkan laporan The State of World
Fisheries and Aquaculture 2020 atau sering disingkat dengan SOFIA. Laporan ini
terbit secara regular setiap 2 tahun dan menjadi rujukan utama bagi para
pengambil kebijakan, pengelola perikanan, akademisi, NGO, dan para pihak
lainnya terkait kondisi perikanan dunia.
SOFIA 2020 mencatat bahwa produksi perikanan global
diperkirakan mencapai 179 juta ton pada tahun 2018 yang bersumber dari 96,4
juta ton perikanan tangkap dan 82,1 juta ton hasil budidaya. Terjadi
peningkatan produksi perikanan sebesar 5,4% dibandingkan dengan rata-rata
produksi 3 tahun terakhir. Peningkatan ini lebih banyak disebabkan oleh
produksi perikanan tangkap laut yang mengalami peningkatan dari 81,2 juta ton
tahun 2017 menjadi 84,4 juta ton tahun 2018.
Jika ditelisik lebih jauh,
peningkatan produksi perikanan tangkap laut dipicu oleh produksi ikan anchoveta
(Engraulis ringens) dari Peru dan Chile yang cukup melimpah.
Tujuh negara terbesar (top seven) penghasil perikanan
tangkap dunia adalah China, Indonesia, Peru, India, Rusia, USA, dan Vietnam.
Produksi dari ketujuh negara tersebut mencakup 50% dari total produksi
perikanan tangkap. Kontribusi China masih tertinggi yang mencapai 15%,
sementara Indonesia tertinggi kedua dengan kontribusi sebesar 7%.
China sendiri sebenarnya telah mengeluarkan kebijakan untuk
mengurangi jumlah produksinya sejak tahun 2016, sehingga terjadi penurunan
produksi dari rata-rata 13,8 juta ton (2015-2017) menjadi 12,7 juta ton tahun
2018. Meski telah mengalami penurunan, jumlah produksi China masih tetap yang
tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya sejak tahun 1990an.
SOFIA 2020 memberi catatan khusus bagi Indonesia dimana
produksi perikanan tangkap laut mengalami peningkatan dari 4 juta ton tahun
2000an menjadi 6,7 juta ton tahun 2018.
Total produksi perikanan dunia untuk ekspor tahun 2018
sebanyak 67 juta ton dengan nilai ekspor sebesar USD 164 miliar. China juga
mencatatkan diri sebagai negara dengan nilai ekspor perikanan tertinggi dimana
kontribusinya sebesar 14% diikuti Norwegia 7% dan Vietnam 5%. Indonesia tidak
termasuk dalam 10 besar (top ten) negara eksportir perikanan dunia.
SOFIA 2020 juga melaporkan bahwa jumah kapal perikanan
(fishing vessels) tahun 2018, dari perahu kecil tanpa motor hingga kapal
perikanan besar skala industri, diperkirakan mencapai 4,56 juta unit. Jumlah
ini menurun 2,8% dibandingkan dengan tahun 2016.
Di Indonesia, data statistik perikanan menunjukkan bahwa
jumlah kapal perikanan tangkap Indonesia tahun 2016 sebanyak 544 ribu dimana
96% diantaranya merupakan kapal kecil berukuran dibawah 10 GT.
Sementara itu, jumlah stok ikan pada level keberlanjutan
secara biologi (biologically sustainable level) mengalami penurunan dari 90%
tahun 1974 menjadi 65,8% pada tahun 2017. Sebaliknya, persentase stok ikan pada
level yang tidak berkelanjutan (biologically unsustainable level) meningkat
dari 10% tahun 1974 menjadi 34,2% pada tahun 2017. Kontribusi terbesar stok
ikan pada level yang tidak berkelanjutan (62,5%) berasal dari Perairan Laut
Mediterania dan Laut Hitam.
Indonesia termasuk dalam Perairan Pasifik Barat Tengah
(Western Central Pacific) dan Samudera Hindia timur (Eastern Indian Ocean)
dimana keduanya berkontribusi relatif kecil terhadap stok ikan pada level tidak
berkelanjutan.
Link will be apear in 3 seconds.
0 Response to "Perikanan Tangkap Indonesia Nomor Dua di Dunia"
Post a Comment